Custom Search

Sunday, August 9, 2009

Moralitas Wanita Remaja Indonesia

Jumlah pada judul diatas merupakan angka yang diberikan oleh BKKBN yang ditulis pada harian RADAR BANTEN.Jumlah yang sangat besar buat ukuran sebuah negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia.Jumlah aborsi keseluruhan kasus di Indonesia tercatat dari survey BKKBN untuk seluruh provinsi di Indonesia mencapai juta sampai 2.6juta kasus dan 30 % diantaranya dilakukan oleh remaja.Menurut hasil survey BKKBN 63% remaja usia sekolah Indonesia berumur antara 15 -24 tahun melakukan hubungan sex diluar nikah dan 21% diantaranya melakukan aborsi atau sekitar 600ribu sampai 780ribu kasus.
Kalau saja benar fakta survey yang dilakukan, masihkah kita orang tua harus berpangku tangan dengan sepak terjang dunia kebebasan yang kebablasan ini.Tentunya kalau para orang tua membaca data ini akan merinding berbeda dengan para remaja yang sekarang ini menggandrungi trend kebebasan akan banyak yang melihat angka ini sebagai hal yang lumrah dan akan melakukan hubungan sex diluar nikah tanpa rasa takut karena melihat kemungkinan teman sebelah atau saudara serumah sudah melakukan hubungan sex.Atau lebih parah lagi akan kah seperti film film remaja barat yang melihat virginitas merupakan sesuatu yang aneh dan memalukan.
Hampir 2 dari 3 wanita remaja melakukan artinya jika berkumpul 3 remaja 2 dintaranya sudah tidak perawan dan 1 diantaranya kemungkinan sudah melakukan aborsi.Haruskah angka angka ini disangkal ????? .Penyangkalan tidak mengurangi kebebasan atau mengurangi jumlah sebenarnya tetapi yang harus dilakukan adalah kerjasama pemerintah dan orang tua mencegah persentasi pertambahan kemaksiatan ini.Adakah LSM kebebasan mampu mempertanggung jawabkan konsep kebebasannya tentu tidak ada yang akan mengaku ikut bertanggung jawab seperti biasanya mereka akan bicara tas nama HAM dan seperti biasanya mempersalahkan para orang tua sebagai objek yang tidak bertanggung jawab.
Saat kebebasan dipandang sebagai hal yang wajib tanpa batas yang jelas hanya ditentukan teks peradaban yang berlaku di negara liberal maka kebebasan sex akan mengikuti dibelakngnya bahkan akan mendahului keterbatasannya.Seperti yang terjadi di negara ini yang akan kemudian menghitung angka dan kemudian membuat peraturan sehingga peraturan yang di buat langsung menjad obsolote.Orang tua terbelenggu dengan aturan hukum saat memberikan pelajaran sedikit keras yang kemudian dalam dunia HAM barat disebut kekerasan.
Akankah dunia muslim diam dan ikut serta menyalahkan para orang tua yang sedikit keras berdasarkan keyakinan dan peradaban dalam tatanan kekerasan terukur.Cukupkah kita sebagai manusia dengan berbagai aturan hukum positip negara berdiam diri sementara kita masih mempunyai hukum yang lebih positip dalam menerapkan kebebasan terbatas.
Mana pendidikan sex yang dijanjikan sebagai pertahanan moral itu hasilnya sementara kaum remaja kita menterjemahkan failitas pertahanan itu sebagai pelindung dari penyakit dan kehamilan bukan pelindung dari moralitas.

No comments: